Pura batu bolong merupakan
sebuah pura kecil yang terdapat di daerah Senggigi, Lombok. Apabila anda
melakukan perjalanan darat dari Mataram menuju pelabuhan Bangsal (tempat
penyebrangan reguler ke Gili Trawangan) melalui jalur pantai, anda akan
melewati pura ini. Pengunjung diperbolehkan masuk dengan membayar Rp.20.000/orang
Seperti halnya pura-pura yang
yang ada di pulau Bali, pura ini juga mengharuskan pengunjung untuk menggunakan
kain berwarna kuning di pinggang selama berada di dalam area pura, juga menjaga
kesopanan karena sejatinya pura merupakan tempat ibadah keagamaan. Selain itu
terdapat peraturan bahwa wanita yang sedang berhalangan dilarang memasuki area
pura.
Nama Pura Batu Bolong itu
sendiri sesuai dengan sebuh batu besar dengan lubang di tengahnya yang terdapat
di pura tersebut. Salah satu pura yang terdapat di dalam area Pura Batu Bolong
bernama pura Ratu Gede Mas Mecaling, letaknya di depan, dekat dengan pintu
masuk pura.
Apabila anda dalam perjalanan
dan melewati tempat ini, sempatkanlah untuk berhenti sejenak untuk
melihat-lihat dan mungkin mengambil beberapa foto. Tetapi apabila anda berada
di bagian pulau Lombok lain di luar area Senggigi, tidak perlu memaksakan diri
untuk menuju Pura Batu Bolong karena tidak banyak yang bisa dinikmati di pura
Ini.
Dari pura juga kita bisa
melihat pemandangan pantai senggigi yang idah, di waktu-waktu tertentu kita
bisa melihat pemancing-pemancing tradisional yang sedang mencari ikan dengan
cara menceburkan diri ke dalam laut.
Melihat matahari terbenam
(sunset) merupakan momen yang selalu ditunggu-tunggu wisatawan di sepanjang
pesisir pantai barat Pulau Lombok. Banyak tempat untuk melihat sunset dengan
latar belakang Gunung Agung di Pulau Bali.
Salah satunya adalah Pura Batu
Bolong. Lokasi Pura Batu Bolong tak jauh dari Senggigi. Bila Anda hendak menuju
Senggigi dari Kota Mataram, ibu kota Provinsi NTB, pasti melewati Pura Batu
Bolong.
Pura Batu Bolong mengingatkan
akan keberadaan Pura Tanah Lot di Tabanan, Bali, yang sama-sama berada di
pinggir pantai. Hanya saja Pura Batu Bolong dengan pasir hitamnya memiliki
lubang atau bolong di tengahnya sehingga dinamakan batu bolong.
Sejarah keberadaan Pura Batu
Bolong tak lepas dari perjalanan seorang pendeta Hindu dari Jawa Timur, Dang
Hyang Dwijendra ke Pulau Lombok yang melakukan perjalanan dari Jawa dan Bali.
Beliau kerap berpindah-pindah tempat.
Selain mengelilingi pantai
selatan Pulau Bali, beliau melanjutkan peralanan spiritual ke kawasan Bali
Utara. Seperti Pura Pulaki hingga ke Pura Ponjok Batu, sebelum melanjutkan
perjalanan menyeberang ke Pulau Lombok.
Di tempat terakhir itulah Dang
Hyang Dwijendra disebutkan sempat menolong beberapa orang bendega atau nelayan
perahu yang karam dekat Ponjok Batu. Para bendega asal Lombok yang diselamatkan
beliau itu konon turut mengantarkan Dang Hyang Dwijendra yang juga disebut
dengan nama Ida Peranda Sakti Wawu Rauh sampai ke Lombok dan menjejakkan kaki
di Batu Bolong.
Bagi umat Hindu, Pura Batu
Bolong yang berhadapan dengan Selat Lombok dan Gunung Agung di Bali ini
memiliki atmosfer spiritual yang mampu memberikan kedamaian dan ketenangan bagi
para umat yang bersembahyang di pura ini.
0 komentar:
Posting Komentar